Sumpah Pemuda 2016: Pemuda Indonesia Menatap Dunia
Friday, 28 October 2016
![Sumpah Pemuda 2016: Pemuda Indonesia Menatap Dunia Sumpah Pemuda 2016: Pemuda Indonesia Menatap Dunia](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwl3wACmG0HjevYaYqpNc2p5cAbKLV5HkWbo6uMNW5Bciu6wEaLXt59O-oBZOLwdDm_UGRZnGB-nih91ogaYslGUWkgTqbjzOoTMswISnpK51o7zxRg6Hi3jFmCnKDC3QkYYoXZcgST15u/w600/logo-hsp-2016.jpg)
Setiap tanggal 28 Oktober kita selalu merayakan peringatan Hari Sumpah
Pemuda (HSP). Peringatan tersebut mengingatkan bangsa Indonesia terhadap
sejarah perjuangan seluruh elemen pemuda Indonesia yang telah menebar
semangat menjaga jiwa patriotisme dan berhasil menyatukan visi kebangsaan,
yang melahirkan sebuah komitmen kebangsaan yaitu bertumpah darah satu
tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia. Sebagaimana yang kita kenal hingga saat ini sebagai
Sumpah Pemuda 1928, dengan mempersatukan pemuda Indonesia untuk
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Bangsa Indonesia saat ini sedang menanti bangkitnya anak-anak muda untuk
mulai membangun sebuah mimpi Indonesia masa depan. Membangun optimisme
kolektif bahwa suatu saat para anak muda akan mampu mewujudkan mimpi
Indonesia, dan menjadi terhormat di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Bahkan
lebih dari itu, bangsa ini perlu bermimpi untuk suatu saat memimpin dunia.
Wajah Indonesia memang sedang terkoyak persoalan korupsi, kemiskinan,
pengangguran, Narkoba serta sejumlah tumpukan problem bangsa yang belum
kunjung membaik. Pendidikan masih belum merata bagi sebagian warga. Tetapi
tetap saja semua itu bukan menjadi alasan bagi para pemuda untuk berhenti dan
terus pesimistis memandang masa depan Indonesia. Karena itu, selain kritis, para
pemuda Indonesia harus tetap optimistis dalam melihat masa depan.
Mengawal perjalanan bangsa dengan membangun optimisme kolektif itulah
mestinya yang menjadi ruh perjuangan gerakan pemuda, sekaligus mengantisipasi
gejala pesimisme massal yang semakin mendera Indonesia. Pada ruang kosong
inilah setiap pemuda dituntut harus tetap kritis dalam mengawal perjalanan
bangsa, tetapi juga optimistis menatap masa depan Indonesia. Itulah yang dimaksud dengan gerakan kepemudaan yang inklusif dan integral yaitu gerakan
moral, gerakan intelektual, sekaligus gerakan membangun optimisme kolektif
bangsa.
Mewujudkan mimpi Indonesia yang lebih inklusif–mimpi bagi semua warga negara
sejatinya perlu disiapkan sejak sekarang. Memang tidak mudah melakukannya,
paling tidak di usia seabad Republik Indonesia pada 2045 nanti semua akan
terwujud. Ada tiga karakter dan kapabilitas yang harus ada dalam setiap generasi muda
untuk memenangi “pertarungan” masa depan sekaligus dalam mewujudkan
mimpi Indonesia.
Pertama, diperlukan generasi muda yang memiliki kualitas
integritas yang tinggi. Pasalnya, Indonesia di masa depan sangat membutuhkan
anak muda yang berintegritas tinggi, serta memiliki mentalitas antikorupsi.
Indikasi diperlukannya integritas tinggi dan mentalitas antikorupsi ini terlihat dari
problem korupsi yang kian menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa. Inilah
salah satu upaya untuk memperbaiki wajah Indonesia di masa depan. Karena itu,
pemerintah dan institusi pendidikan perlu memfasilitasi terbangunnya mentalitas
antikorupsi di kalangan pemuda, pelajar, dan mahasiswa.
Kedua, kapasitas keahlian dan intelektual yang cukup mumpuni. Para Pemuda,
misalnya, perlu mendalami studinya secara serius agar menjadi spesialis keilmuan
tertentu, yaitu memiliki spesialisasi dalam menguasai suatu bidang pengetahuan
secara mendalam sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Para pemuda
perlu memiliki skill tertentu untuk bersaing di dunia kerja. Indonesia di masa
depan jelas memerlukan generasi muda yang profesional dan menguasai ilmu
pengetahuan secara “mendalam” untuk memenangi kompetisi sekaligus
mewujudkan mimpi Indonesia.
Ketiga, karakter kepemimpinan yang peduli dan profesional. Karakter ini tidak
bisa didapatkan di dalam ruang belajar saja. Kepemimpinan didapatkan dari
pengalaman aktivitas keorganisasian, baik di kampus maupun di lingkungan
masyarakat. Di situlah para pemuda ditempa untuk menyelesaikan berbagai
konflik dan persoalan, diasah kemampuan manajerialnya, dan dilatih untuk
peduli dan memahami lingkungan serta masyarakatnya. Di sini pula, kepekaan
sosial dan kekritisan sering kali tumbuh. Justru para pemuda dan mahasiswa
yang memiliki karakter kepemimpinan inilah yang di masa depan diperlukan
untuk menggerakkan masyarakat dalam meraih kesuksesan kolektif sekaligus
menggapai kegemilangan Indonesia.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan telah mengisyaratkan
bahwa semangat dan motivasi baru bagi bangsa khususnya pemuda Indonesia
untuk memperjuangkan eksistensinya sebagai sebuah bangsa yang bersatu dan
berdaulat. Untuk itu, dalam rangka memberikan makna yang lebih dalam akan
arti penting sebuah momentum sejarah pemuda, bangsa ini perlu merekonstruksi
dan mereaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam perjalanan sejarah
sumpah pemuda, sebagai bagian dari proses sejarah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), maka jiwa dan semangat sumpah pemuda perlu diaktualisasikan
agar tetap relevan dan terpatri dalam sanubari, di tengah perubahan zaman yang
semakin cepat dan dinamis.
Di era revolusi mental, pada suatu kesempatan semangat Presiden Jokowi dalam
rangka pencanangan gerakan reformasi mental mengatakan bahwa akan menjadi
suatu yang sia-sia apabila melakukan pembangunan fisik tanpa membangun
pola pikir masyarakat. Pesan tersebut secara jelas telah mengisyaratkan bahwa
pembangunan nasional yang selama ini lebih berorientasi pada pembangunan
fisik belaka dari pada berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia
hasilnya menjadi kurang optimal.
Oleh karena itu, setiap pemuda Indonesia perlu mempunyai visi kedepan dan mimpi
untuk memproyeksikan 10, 20, bahkan 30 tahun ke depan untuk Indonesia, serta
memiliki peran atau posisi apa dan di mana di tengah-tengah masyarakat dalam
menyongsong masa depan Indonesia. Pada posisi itulah potensi terbesar bagi
setiap pemuda untuk mewujudkan mimpi tentang Indonesia sekaligus melunasi
mimpi “Sumpah Pemuda” dan “janji-janji kemerdekaan Indonesia” yang mulia dan
inklusif itu.
Dalam peringatan hari sumpah pemuda ke-88 tahun 2016 kali ini dengan tema besar "Pemuda
Indonesia Menatap Dunia". Gagasan ini untuk mengimplemntasikan generasi
muda yang memiliki kualitas integritas yang tinggi, kapasitas keahlian dan
intelektual yang cukup mumpuni dan karakter kepemimpinan yang peduli
dan profesional. Komitmen ini berpedoman pada nilai-nilai nasionalisme dan
kebangsaan melalui sebuah manifestasi sikap pemuda Indonesia untuk mengisi
serta menjawab berbagai peluang dan tantangan bangsa Indonesia saat ini dan
yang akan datang.