Bagaimana Jadinya Jika Produk Amerika Serikat Dan Israel Diboikot
Monday, 18 December 2017
1 Comment

Semenjak keluarnya kebijakan presiden
Amerika Serikat tentang keputusan Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota
Israel, banyak menuai konflik dibelahan dunia. Keputusan kontroversi tersebut
muncul saat Trump mengeluarkan statemen akan rencananya memindah kedutaan besar
Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dampak dari sikap politis Amerika Serikat
atas Yerusalem mulai bermunculan. Reaksi negara-negara di Eropa pun telah banyak
mengeluarkan kecaman atas keputusan Trump terhadap Yerusalem, seperti Perancis,
Jerman bahkan Uni Eropa, salain itu di Indonesia juga menuai banyak kecaman
atas keputusan Donald Trum tersebut.
Di Indonesia sendiri kecaman itu
bermunculan hingga di daerah, seperti yang terjadi di Konsulat Jendral Amerika(KONJEN AS) yang ada di Surabaya diserbu masa untuk menolak keputusan Donald
Trump atas pengakuannya terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Tak hanya itu saja yang terjadi di Indonesia,
baru-baru ini ratusan ribu umat Islam pada
Minggu, (17/12) menggelar unjuk rasa yang dipusatkan di kawasan Monumen
Nasional, Jakarta. Mereka berdemonstrasi untuk menolak pengakuan sepihak yang
dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu
kota Israel. Selain itu masa aksi juga menuntuk pemerintah Indonesia untuk
memboikot produk-produk dari Amerika dan Israel.
Seruan pemboikotan produk Amerika dan
Israel di Indonesia ini menjadi menarik untuk dibahas. Karena melihat ketika
semua produk-produk tersebut diboikot dari Indonesia bagaimana jadinya nanti?
Awal Mula Seruan Boikot di Belahan Dunia
Sebelumnya, seruan boikot produk Israel
dan Amerika Serikat sudah ada sejak lama dikampanyekan keras-keras oleh para
aktivis anti-Israel di berbagai belahan dunia.
Seruan ini juga pernah dibahas dalam forum
Gerakan Non- (GNB) di Iran pada Agustus 2012. Dengan beranggotakan 120 negara
dan merepresentasikan 55 persen penduduk dunia, Forum Gerakan Non-Blok tersebut
menyepakati deklarasi solidaritas Palestina, selain itu negara-negara GNB harus
menolak setiap keputusan yang tidak bijaksana dan mampu membela kepentingan
negara-negara lain. Disisi lain juga tidak boleh tunduk pada perlakuan yang
tidak adil oleh pemerintah Barat
Bahkan ulama asal Mesir Dr. Yusuf Qaradawi
di tahun 2000 pernah mengeluarkan fatwa haram bagi orang Islam membeli
produk-produk Israel. Menurutnya setiap uang yang dibelanjakan untuk membeli
produk Amerika atau Israel akan dengan cepat menjadi peluru-peluru yang
membunuh anak-anak Palestina.
Seruan boikot ini sekarang kembali nyaring
setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pernyataan kontroversial Trump itu membuat kampanye boikot produk
Israel juga nyaring terdengar di Indonesia, khususnya dalam aksi bela Palestina
di Monas, Minggu (17/12).
Selain itu seruan boikot produk Amerika
dan Israel juga terdengar di daerah-daerah Indonesia, seperti yang terjadi di Konsulat
Jendral Amerika (KONJEN AS) yang menyebar diseluruh Indonesia juga diserbu masa
untuk menyampaikan aksi menolak keputusan Donald Trump atas pengakuannya
terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan berharap untuk produk-produk
dari Amerika dan Israel diboikot di Indonesia.
Produk-Produk Amerika dan Israel
Produk Amerika dan Israel telah menguasai
pasar dunia, mulai dari produk rumah tangga, alat kecantikan, barang
elektronik, restoran cepat saji, hingga aplikasi perangkat lunak.
Sebut saja perusahaan multi nasional
penyedia produk rumah tangga seperti Procter & Gamble (P&G). Perusahaan
yang berbasis di Ohio Amerika Serikat ini menginvestasikan jumlah yang sangat
besar untuk Israel.
Produknya seperti sampo, sabun, detergen,
pewangi ruangan, pasta gigi, dan berbagai produk perawatan tubuh dan rumah
tangga telah menginvasi seluruh dunia kecuali Korea Utara.
Deretan produk P&G yang populer di
Indonesia adalah Downie, Head and Shoulders, Rejoice, Pantene, Oral-B, Gilette,
Olay dan popok bayi merek Pampers. Saking populernya pampers, sebagian besar
ibu-ibu akan tetap menyebut Pampers sebagai untuk semua merek popok.
Perusahaan P&G sendiri masuk ke
Indonesia dan menjadi PT Procter & Gamble Home Products Indonesia tahun
1979 dan langsung menjadi pesaing serius bagi Unilever yang telah masuk
Indonesia sejak 1933.
Di tahun 2013 bisnis.com melaporkan sejak
P&G masuk Indonesia pasar Unilever tergerus hingga 32%.
Jika produk P&G diboikot, ini juga
bisa berarti sebuah kemenangan untuk Unilever. Unilever merupakan perusahaan
asal Belanda yang telah bersaing dengan P&G di seluruh pasar dunia.
Dari produk elektronik yang bisa jadi masuk
kategori boikot adalah perusahaan Hewlett-Packard atau HP. Alasanya adalah
perusahaan teknologi informasi multinasional ini berasal dari Amerika Serikat
dan memiliki anak perusahaan HP Indigo Division yang bermarkas di Israel.
Perusahaan ini telah mengekspansi pasar
dunia dengan produk-produknya seperti komputer, printer, laptop, dan notebook. Perusahaan
IT dan perangkat lunak banyak yang berasal dari Amerika dan Israel sebut saja
Intel Corp., Nokia, Dell inc., dan Motorola. Termasuk perusahaan raksasa
Microsoft (Windows) dan Apple (Mac, I-Pod, I-Phone).
Siap-Siap Seperti Ini Jika Produk Amerika Dan Israel Diboikot
Produk Amerika dan Israel bukan hanya
mempengaruhi pasar bisnis dunia, tapi juga sudah begitu melekat pada kebiasaan
masyarakat. Kebiasaan menggunakan gadget dan internet sepertinya harus segera
dihilangkan jika kita memutuskan untuk memboikot seluruh produk-produk asal
Amerika dan Israel.
Ucapkan selamat tinggal pada mesin pencari
yang tahu segalanya, Google. Maka akademisi yang biasa menggunakan Google
Scholar harus kembali ke mencari hardcopy.
Dampaknya jika penggunaan Google ikut
diboikot bisa sampai kepada para pengendara angkutan online yang menggantungkan
rute pada google maps. Dan aplikasi GPS lainnya yang bisa menggantikan googke
maps, yakni Waze. Sedangkan Waze sendiri adalah perusahaan yang berasal dari
Israel. Aplikasi yang awalnya bernama FreeMap-Israel ini didanai oleh pemodal
asal Israel. Kecemerlangan Waze ditandai dengan raihan penghargaan Best Oveall
App di Mobile World Congress 2013 mengalahkan Dropbox dan Flipboard.
Jika ingin memboikot semua prouk Israel
dan Amerika, silakan bersiap untuk terbiasa menjalani hari-hari tanpa teman di
Facebook, tidak bisa melihat cuitan Donald Trump di Twitter, ataupun berbagi
foto di Instagram. Karena semuanya produk Amerika.
Meninggalkan gaya hidup berselancar di media
sosial tidak semudah mengganti produk detergent ataupun mengganti merek sampo.
Tanpa Facebook, Instagram, dan Twitter
akan ada banyak orang yang kehilangan sebagian besar pendapatannya. Misalnya
penjual yang kehilangan pembelinya atau selebgram yang kehilangan para
penggemarnya.
Dan jangan ketinggalan applikasi pesan
Whatsapps yang kini digunakan oleh 1 miliar orang setiap harinya adalah hasil
rancangan Amerika. Whatsapp Inc. yang bermarkas di California Amerika Serikat
ini digunakan miliaran orang sebagai pengganti pesan singkat SMS.
Whatsapp mampu menyusup ke sendi-sendi
kehidupan masyarakat sehingga menjadikannya aplikasi yang sulit tergantikan. Sulit
bukan berarti tidak mungkin karena masih ada Line, aplikasi dari negeri sakura
yang menawarkan fitur kurang lebih sama canggih dengan Whatsapp.
Tapi sialnya, sistem aplikasi
penyokong Line semuanya produk Amerika, iOS, Android, Windows Phone,
BalckBerry, Microsoft Windows, Mac OS X, Nokia Asha, maupun Firefox OS. Dan itu
berarti semua tipe smartphone yang menggunakan sistem aplikasi ini harus ikut
ditinggalkan.
Produk-produk di atas hanya beberapa
contoh dari deretan produk Israel dan Amerika yang telah menguasai dunia.
Ada restoran cepat saji seperti KFC, MC
Donals, Burger King, A&W, Pizza Hut, dan Starbucks. Mobil-mobil produk
perusahaan Amerika seperti Ford, Hummer, ataupun Chevrolet.
Anak-anak juga harus mulai mengurungkan
niat untuk menonton film-film karya Disney atau Warner Bros.
Jika boikot produk Amerika dan Israel juga
berarti tidak bekerja untuk perusahaan mereka, maka ribuan orang harus mencari
pekerjaan baru atau memulai berwirausaha mungkin.
Siap siap balik tahun 80an
ReplyDelete.heehee